PENANTIAN PANJANG   
      
  Sonia tak sanggup menahan tawa ketika mendengar kedua sahabatnya menceritakan bahwa mantannya, gusti menjelek-jelekkan dirinya. Sonia bukan malah sedih atau khawatir, ia malah ketawa mendengar informasi yang diberitahukan oleh kedua sahabatnya itu, malik dan milka. “eh lo kok ketawa aja sih? kebangetan banget yah gusti, dulu aja dia muja muja lo, apa yang orang bilang tentang lo dia pasti trus ngebela lo, lah sekarang tega banget” milka hanya mengangguk nganggukkan kepalanya tanda ia setuju dengan semua yang utarakan oleh malik. Sonia diam sebentar untuk meneguk secangkir lemon tea pesanannya di cafe langganan ketiga sahabat ini, cafe minimalis dengan background taman yang akan membuat pengunjung terasa berada di tempat yang asri. “eheeem, uda? Giliran gue ya?” tanya sonia kepada kedua temannya yang penasaran mengapa dari tadi ia hanya tertawa tidak karuan. “ya,ya cepetan, sampe dingin nih serabi ga gue sentuh karna nunggu lo” kata malik penasaran. “he kalian, dia itu ngejelek jelekkin gue karna dia itu masih sayang sama gue,  jadi santai aja kali, orang juga bakalan ngerasa ilfil sama dia, dulu aja kan bilang sayang ke gue, lah gilran gue putusin, ga terima, trus ngejelek jelekkin gue, hahaha gokil banget tuh mantan !” kata sonia santai sambil tertawa sinis, walaupun dalam lubuk hatinya dia begitu kecewa dengan gusti, mengapa dia setega itu. begitulah sonia, lain dikata lain dihati, dia berkata hanya untuk menutupi maksut dan rasa di hatinya agar semua orang mengira dia baik baik saja. Dan CERITA CINTA ini di awali dari sini ~
            Pintu pagar terbuka keras dan mengejutkan seisi rumah, sonia mendorong pintu pagar dengan sekuat mungkin dengan motornya, entah apa yang tlah terjadi padanya hingga ia sekasar itu, rintik rintik hujan saat itu saja tak mampu memadamkan amarah yang tergulai penuh bara di hatinya. “kenapa nak? Kok kaya gitu? Kan rusak pagarnya itu” tanya mamanya sonia dengan jengkel melihat anaknya lagi lagi moody tidak menentu. “yaya, kan sekali kali mah, uda ya capek ni mah” begitulah sonia, dia sering moody tak menentu, ia sering tiba tiba memikirkan hal yang tidak tepat pada waktunya. Misalnya : ia tiba tiba memikirkan rumus fisika pada saat ia lagi jogging, karna saking penasaran mengapa dia tidak mengingat rumus itu, pulang jogging ia marah marah ga nentu. Dan satu contoh lagi, saat lagi jalan bersama gusti dulu, ia tiba tiba memikirkan ava twitter yang sudah 2 bulan tidak di gantinnya, pada saat itu ia buru buru mengganti, dan mendadak paket perbulannya mati, ia emosi dan minta diantar pulang. Begitulah sonia.cukup pintar dalam menyembunyikan isi hati dan tidak mampu mengontrol setiap hal hal yang aneh itu.
Sonia melentangkan badannya di tempat tidur dengan seprai yang satu warna dengan warna kamarnya, biru muda. “haaaaa kok bisa tadi nabrak dia, menjijikkan bangat arrrrgggghh mamaaaah!” sonia teriak memanggil mamanya, bukan maksut untuk memanggil mamanya, tapi saking kesalnya, hanya ada mamanya yang ada difikirannya karna mamanya lah yang selalu memberi  masukan apabila sonia lagi lagi ada masalah dalam percintaan dan masalah mengapa dia selalu moody. “ya nak, uda ganti baju, makan dulu, baru teriak lagi” teriak mamanya dari dapur yang samar samar terdengar. “haa mama ga asik ih, sialan banget gue tadi kok bisa nabrak itu cowo sialan! Benci benci, di tambah muka gue tadi kayak gerobak sayur haaaa” kesal sonia sendiri saat tadi bertabrakan dengan mantannya yang satu sekolah. Sonia selalu saja tidak habis fikir, mengapa ia bisa naksir sama manusia yang sok kecakepan kaya roni, mantannya. Sonia juga suka membenci dirinya sendiri, mengapa ia harus ada mantan,mengapa habungannya harus selalu kandas di tengah jalan, ia sadar bukan seutuhnya salah mantannya, sonia tau diri, ia terkadang terlalu egois, terlalu tidak jujur tentang apa yang ia rasakan, hingga ia berbuat tanpa mengatakan. “ah udah ah, ngapain juga gue fikirin, dia juga kan ga meratiin muka gue tadi, oke fine, sms riza ah” riza, adalah seorang teman laki laki sonia yang sudah ia anggap seperti sahabat, bahkan seperti abang. Ia sangat jarang untuk mengajak seorang cowo untuk datang kerumahnya, namun riza? Ia merasa ada keterkaitan bathin dengannya, walaupun sonia berani mengajak riza kerumahnya, namun ia selalu mengajak riza saat ibunya tidak ada dirumah. Sonia menggapai handphone tinat tinutnya di meja berwarna biru muda yang tak jauh dari tempat tidurnya. “ayaaaaang riza, aghiiiiiey aphaaa?” canda sonia mengirim pesan singkat kepada riza. Tak sampai semenit, telfon genggamnya pun berbunyi tanda riza telah membalas pesannya. “gausah gitu lo, ga minat gue bacanya -___- gue lagi makan nih, tumben siang siang gini sms gue?”
Sonia :” adeqkhan tangen amha abhang chayang ;;)” sonia sengaja membuat riza semakin jengkel melihat gaya tulisan seperti itu, karna sonia sangat tau, riza sangat muak dengan ketikan pesan seperti itu.
Riza : “udah ah gue ngantuk bacanya, ga gue bales lagi yaaa, hooaaaam”
Sonia : “haa lo ga bisa di ajak mesra  mesraan ah, gue jomblo ni, bagi pin dooong cowo cakep”
Riza : “sejak kapan seorang sonia minta minta pin cowo ahahahaahhaahahaha”
Sonia : “sejak gue dijelek jelekkin gusti dan tadi nimbruk roni”
Riza : “ha? Gimana lo di jelekkin sama gusti? Ah parah bener itu cowo, tadi gue ada ketemu sama dia biliard zone, pengen gua timpukkin aja mukanya kalo ngejelek jelekkin lo, trus roni kenapa? Anak mami sok kecakepan”
Sonia : “udah ah kagak penting juga ngomongin itu, gue sekarang butuh kenalan baru, untuk ketawa ketawa aja, jangan yang cakep, jangan yg tenar, jangan yg tajir, manaaa?”
Riza : “siapa ya? Kagak ada nih temen gue yg kayak gitu, temen gue ya semua kayak gue, cakep gini :p “
Sonia : “gue akui temen lo mungkin pada cakep, tapi lo? Hmm cakepnya kalo diliat dari lubang semut ahahahaha”
Riza : “itu kagak keliatan kali, hmm siapa ya bingung gue, entar malem aja ya pas gue ngumpul sama anak-anak, gue tanyakin ada yang mau ga buat lo ketawa”
Sonia : “haa kagak gitu juga kali, lo minta aja bilang temen minta, jgan lo bilang macem macem, turun ntar harga diri gue, walaupun sebenernya uda turun ahahahaha, oke ditunggu ya”
Riza : “oke sip dede ku”
            Setelah membaca balasan dari riza, sonia langung terlelap tidur tanpa menghiraukan yang disuru oleh mamanya untuk ganti baju dan makan.
Waktu berganti hari, 4 hari sudah sonia terus menerus dikerumuni dengan kesibukan sekolahnya hingga tak sempat memegang telfon genggamnya. Ulangan, remedi, dan presentasi yang hampir harus dilaksanaka dalam setiap pelajaran secara perorangan. Selesai juga semua tugasnya dalam 4 hari berturut turut, saatnya ia melihat telfon genggamnya, ia berharap akan banyak pesan yang masuk karna telah 4 hari tidak menyentuh handphonenya. Nihil, ternyata hanya 3 pesan dari riza dan 1 pesan dari malik.
Pesan dari riza :
1.      Lagi ngapai dedeku?
2.      Gue lagi di biliard zone ni, ni nih pin temen gue, gue ambil di hapenya, ga gue bilang lo minta 27A*****
3.      Uda lo invite belum? Lo bilang aja dapet dari gue
Pesan dari malik :
1.      Son, lo dimana? Jadi ke rumah milka kagak?  15 menit lagi gue nyampe rumah lo ya, gue jemput.
4 pesan yang membuat ia kecewa, walaupun tidak ada siapa siapa dihatinya saat ini, ia berharap ada someone yang menigirimi pesan, namun ia sendiri bingung, siapa some one itu, karna saat ini dia lagi single cetar membahana ~tiba tiba ia teringat saat dulu, saat dia lagi sibuk dalam 1 minggu dan tidak sempat menyentuh handphone, ketika melihat handphone ternyata sudah hampir 50 pesan darn 70 missedcalled dari gusti, ia merasa sedih dan sedikit bersalah bila mengingat hal itu, sonia juga merasa bersalah mengapa ia tega memutuskan gusti semendadak itu,namun percuma sekarang gusti pasti sangat membencinya, kata sonia dalam hati. Ia langsung buru buru mengkopi pin yang diberikan riza dan membalas smsnya. “ya ini juga mau gua invite, cakep kagak?” balas sonia yang lalu meninggalkan telfon genggamnya dan pergi mencuci kaki dan berisiap siap untuk tidur. Setelah selesai mencuci kaki, ia langsung menginvite pin tersebut, berharap itu akan menjadi teman baik yang mampu membuat ia tertawa. Akhirnya di trima,  namanya FERDIAN WINANDA. “dari namanya keliatan nih orang tuanya kece, namanya bagus” dalam hati sonia. Lalu masuk pesan balasan dari riza “uda lo invite? Kan lo mintanya ga cakep, ga tajir, ga tenar, ya itu, asik tuh orang” kata riza dalam balasannya. “ohyaya deh, fotonya belum muncul nih, bb lemot, lo lagi dimana? Gue lagi siap siap mau tidur nih” sonia membalasnya lagi. “gue lagi di biliard zone, ada ferdian nih, dia lagi sibuk sama handphonennya, lo ping, buruan!” buru buru sonia ngeping ferdian, ia merasa tidak akan turun harga dirinya apabila ngeping ferdian, karna ferdian tidak cakep, tidak tajir dan lain lain.
            Cahaya matahari memasuki ruangan kamar sonia yang cukup luas, ia menggsok gosok matanya sambil mencoba memperbaiki pandangan “haa mama ini kan minggu ma, kok cepet banget sih dibuka gordenya?” rengek sonia kepada mamanya. “kok anak gadis males banget sih? bangun bangun, mandi sana” mamanya sonia langsung keluar kamar sambil menarik selimut dan tertawa melihat anak satu satunya kesel. Mamanya sonia termasuk mama yang cantik dan asik, di tambah dengan umur nya yang masih 39 untuk ukuran ibu ibu yg sudah mempunyai anak berumur 17 tahun itu masih sangat muda. Hal pertamayang dilakukan oleh banyak orang termasuk sonia saaat bangun tidur adalah melihat telfon genggamnya, ya, telah ada balasan ping dari ferdian yang baru invite semalam sebelum tidur.
Ferdian : PING!!! *balasansemalam*
Sonia : temennya riza?
Sudah di read, sonia tersenyum penasaran melihat apa balasannya. Namun sudah 10 menit tidak di balas,  tapi di chat bbm terlihat bacaan “sedang menulis pesan” sonia kesal dan meng end chat lalu pergi mandi dan tidak memperdulikan pesan itu lagi. Di hari minggu yang super membosankan bagi sonia, ia hanya menghabiskan waktu dengan menonton tv sepanjang waktu, ia ingin sekali mengambil handphonennya di kamar, namun karna masih kesal dengan cowo yang baru saja di invitenya itu, dia mengurungkan diri untuk mengambil telfon genggamnya dan bertahan menonton juga mengganti ganti chanel televisinya.
            “nak, uda maghrib, solat dulu, subuh ga solat, zuhur malas, ashar lewat, ini magrib apa lagi? sana solat!” mama sonia menyuruh dengan nada kesal melihat anak sematawayangnya tersebut. Sonia dengan langkah malas pun berjalan kekamarnya dan mengambil wudhu, di lihatnya kelap kelip handphonenya, namun karna masih kesal dengan ferdi ia tidak ingin membuka handphonennya. Setelah sholat, ia memaksakan diri untuk membuka handphonenya, di dapati balasan dari ferdi, bukannya senang, ia malah kesal melihat balasannya yang hanya“ya” . “haaaa cowo sialan banget, ah riza apaan katanya asik, lah ini super cuek” sonia langsung mengambil handphone dan mengirim pesan kepada riza “haaa lo, kan gue bilangnya bisa buat gue ketawa, ini cuek banget” walaupun sonia kesal, ia tetap membalas chatnya ferdi, dan mencoba membawa suasana.
Sonia :“oh hehe salam kenal, sekolah apa kuliah?”
Ferdi  : “nganngur haha, kenapa son?”
Sonia : “kok son son? Sok akrab banget”
Ferdi: “oh salah ya? Haha maaf maaf”
Sonia sengaja hanya membaca pesannya dan tidak membalas, ia hanya mengetik lalu menghapus pesannya, agar di pesan bbmnya ferdian keluar tulisan “sedang menulis pesan” and gotcha, ferdian ngeping sonia, dan itu membuat sonia tertawa terbahak bahak “akhirnya ketawa juga” guman sonia dalam hati.
Sonia : “iya kenapa?”
Sonia mencoba memancing ferdi dan ingin mengetahui sepertiapa sebenarnya sosok dia.
Ferdi : “ga kenapa napa, haha tinggal dimana?”
Sonia : “mau tau aja apa mau tau banget?” goda sonia sembari tersenyum dan memeluk guling yang ada disampingnya.
Ferdi : “haha yaudah terserah lo aja"
Sonia akhirnya nyerah dan tiba tiba kembali moody tentang mengapa akhir akhir ini ia tidak pernah memimpikan tentang cowo cakep lagi, hal aneh yang tiba tiba masuk ke fikirannya. ia hanya membaca pesan dari ferdi dan membiarkannya saja “biar aja ah, cuek banget males dih” rengut sonia bergumam sendiri.
            Akhirnya libur pun tiba, entah apa yang di kerjakan sonia beberapa hari ini, bangun makan tidur bangun nonton makan tidur, sesekali melihat handphonenya yang sepi dan tidak bergeming sedikitpun. “haaa sedih banget sih gue, lagi pacaran banyak banget yang deketin, lagi gini, 1 orang aja ga keliatan batang idungnya, sialan” saking bingung apa yang harus dilakukannya, sonia memotret kuku kaki yang baru saja di lapisi kuteks hitam. Tak lama kemudian, kelap kelip lampu led handphonenya, perasaan senang dan berharap bukan broadcast, yap ternyata bukan broadcast dan ternyata orang yang tidak ia inginkan, ferdi. “kenapa mesti dia sih” dibukanya pesan dari ferdi.
Ferdi : itupun harus ya di foto?
Sonia : terus? Masalah? Delcont aja
Ferdi : sewot?
Sonia : engga
Ferdia : haha bagus dong
Sonia yang mulai muak dengan sikap ferdi yang aneh itu hanya membaca dan kembali mengotak atik handphonenya, ia merubah rubah display image bbmnya agar ferdi kesel ngeliatnya. Ya walau kenyataannya ferdi tidak merespon sama sekali, akhirnya sonia pun kesel dan memilih tidur.
            Suara kelekson mobil terdengar beberapa kali dari luar rumah Sonia, Sonia terburu buru memakai baju lengan panjang berwarna biru muda dengan sedikit kancing besar berwarna pink dan jeans yang tidak lupa juga sepatu kets kesukaan Sonia. “yaa bentar! Tega banget sih ngelekson gitu, bikin malu tau” Sonia teriak dari jendela kamarnya sambil mencaricari handphone yang terselip di tempat tidurnya. Belum lagi mencari tas yang macing “haa ini aja, oke kamu cantik dan hanya kamu yang tau walaupun yang lain tetep aja ngatain jelek, gapapa deh”sonia berbicara pada kaca besar sebelum keluar dari kamarnya. Akhirnya mereka pun sampai di cafe biasa mereka duduk, entah apa gerangan yang membuat milka ngebet banget minta malik untuk buru buru jemput Sonia. Setibanya di sana, tiba tiba datang sosok cowo berperawakan tinggi, putih, berkaca mata dengan alis tebal dan rambut yang agak spike. “hey, maaf telat ya mil”kata cowo yang belum sonia kenal itu. “oh iya gapapa, nih nih duduk” milka dan malik sengaja memberikan bangku kosong untuk cowo itu di sebelah sonia, entah apa maksut mereka, sonia hanya bingung dan mencoba memainkan matanya bertanya pada malik what wrong, tapi malik pura pura tidak melihat. “he siapa ni kok tiba tiba muncul?” tanya sonia dengan nada sedikit berontak. “ini teman sd kita dulu, adam” kata milka sambil tersenyum dan melambaikan tangan kepada palayan meminta menu makanan. “gue kok ga kenal sih? kita kan satu sd” sonia kebingungan dan memperhatikan wajah adam dalam dalam dan coba mengingatnya. “hey what wrong with me? Why you like that? Dont make me shy right?” kata cowo yg ber nama adam yang sontak membuat sonia kaget tidak mengerti apa yang ia katakan. “buset lo ngomong apa sih? sombong bener ni pake inggris” sonia menggaruk garuk kepalanya. “ahahaha ya jelas lo ga kenal, lo kan masuk sd pas kelas 5, adam kelas 4 uda pindak k UK, kemarin baru pulang dari UK, dia uda kuliah lho, excel sd, smp, sma keren kaan?” malik memainkan alisnya sambil melihat milka memberikan suatu kode. “ga ah biasa aja tuh, ohya jadi lo ga bisa bahasa indo?” tanya sonia pada adam. “hahaha bisa tapi ga begitu lancar, i always back to my lovely country if i have a free week” kata soni sambil mencatat dan melihat menu makanannya. “uda gausah aja ngomong kalo pake bahasa itu, gue sih bisa bahasa inggris, cuman gue ga suka orang yang tinggal di indonesia make bahasa gituan, ga sopan banget, ga ngehargain indonesia, begitulah” kata sonia belagak kritis. “hehehehe bisa aja lo sok kritis” kata malik memaksa tertawa membawa suasana. Pesanan pun datang, sonia acuh tak acuh dengan kehadiran adam. Kedua sahabatnya yang berniat mendekatkan mereka berdua seperti gagal, adam yang juga keliatannya tidak begitu tertarik dengan Sonia pun semakin membuat malik dan milka khawatir. “eh coba lo ajak Adam ke toilet, lo tanya deh, dia tertarik ga sama Sonia? Biar gue disini nanyain apa sonia tertarik sama adam, cepetan” malik pun mengajak adam ke toilet, sonia heran mengapa malik ke toilet saja harus di temani. “eh gila tu orang kaya cewa aja ya” kata sonia. “hahaa biarin, eh gimana adam? Cakep kan? Kaya tipe lo kan? Putih, tinggi, kaca mata, smart, pas banget kan?” tanya milka ngebet. “oh jadi maksut kalian mau deketin gue sama dia? Haa gak gak,gamau gue, ga suka sama dia, udah males bahasnya, no coment” kata sonia yang sebenarnya tertarik dengan adam, namun ia tak ingin kedua sahabatnya begitu sibuk mengurusi hubungannya, secara fisik, adamlah yang memang tipe idaman sonia, namun ia juga sadar, ia bukan cewe yang pantas untuk cowo secakep adam. Di tempat lain di waktu bersamaan malik ngebet bertanya pada adam. “well, she nice, why?” tanya adam pada malik. “udeh lu kagak usah make inggris inggrisan deh, lu dekatin sonia, kasian dia lagi jomblo banget tuh,gue yakin diasuka sama lo dam” malik meyakinkan adam. “hahaha oke, tapi dia cuek tuh kelihatnnya, secara fisik sih aku ga suka, tapi ga begitu bermasalah, aku suka cewe cuek, aku udah cakep, jadi ga butuh cewe cakep, hmm oke i will do it” kata adam sambil membuka handphonenya. “berapa nomer dia? Sini” kata adam. “ntar gue kirim, oke yang penting lo jangan sakitin dia, oke?” kata malik sambil mengajak adam balik. “aku ga pernah menyakiti hati cewe bro”. Dan akhirnya mereka pulang, sonia yang di suru oleh malik pulang bareng adam pun menolak mentah mentah dan langsung lari keluar cafe mencari taxi.
            Seperti biasa, walaupun lagi liburan, mamanya sonia selalu saja mengusili sonia dengan membuka gorden kamarnya saat matahari tebelalai cerah. Sonia tidak memperdulikan dan langsung menarik selimut biru mudanya dan meraba raba handphone tinat tinutnya, ia tiba tiba teringat riza, dengan mata masih mengantuk, ia menelfon riza. “hei bangun tidur beresin kamar, manda, sarapan, bukannya nelfon cowo, dasar cewe abg !” kata mamanya sambil menutup pintu kamar sonia. “wuu mama sewot wuu” nihil, telfon tidak di angkat padahal sudah lebih dari 20 kali ia menelfon riza. Ia segera bangkit dari tempat tidur buru-buru mandi bersiap untk pergi ke rumah riza. Nihil juga, riza tidak adam yang ia termui hanya mamanya riza, dan mengatakan bahwa riza sudah pergi dari kemarin sore dan tidak memberi kabar sama sekali. Soniaberfikir keras kemana ia harus mencari riza, sahabatnya itu, ia tidak tau harus menghubungi siapa, selaiiin, yap ferdi.
Sonia : PING!!! PING!!! PING!!!
Ferdi : ya son?
Sonia : tau ga dimana biasa riza pergi kemana?
Ferdi : mana gue tau, tapi biasa k biliard zone, kenapa?
Tanpa memperdulikannya lagi, sonia langsung pergi ke biliard zone yang tak begitu jauh dari rumah riza. Yap, ternyata riza disana, sonia langsung memukuli pundak riza dan mendapati wajah riza yang sudah pucat. “he lo kenapa? Kemana sih?” tanya sonia. “peduli apa sih lo?”riza datar. “kok gitu sih? lo beda banget, lo make ya? Lo make?! Muka lo gini banget!” tanya sonia dengan nada kencang. “what ever lah lo bilang, gue benci sama kenyataan, mending lo pergi gausa perduliin gue, gue ga make, lo tenag aja, suatu saat gue cerita, gue butuh sendiri” riza masih memakai muka datarnya yang membuat sonia sangat khawatir, namun ia lega setelah mengetahui riza masih sadar dengan apa yang ia ucapkan, walaupun kesalm sonia ngerti bahwa riza butuh sendirian, dan sonia tau rasanya di ganggu saat saat kita butuh sendirian, sonia pun memilih pergi. Sesampai di rumah, ia terduduk lesu memikirkan sebenarnya ada apa dengan riza, hantinya terasa terbelunggu ketika melihat sahabatnya seperti itu. tangan bergerak mengambil smartphonenya lalu membuat private message “kamu kenapa sahabat?” tidak lama kemudian, ferdi PING !!! PING !!! PING !!!. sonia tertawa “ada perkembangan ini cowo aneh” gumam sonia dalam hati sambil ngezoom dp ferdian yang keliatan badannya keliatan atletis, tegap, tinggi, berisi dengan perawakan yang biasa saja, namun sedikit manis namun membuat sonia begitu penasaran dengannya.
Sonia : “ya fer?” sonia membalas seperti ferdi membalas apabila ia PING!!! Deluan.
Ferdi : “kenapa tadi nanyain riza?”
Sonia : “kenapa? Cemburu?”
Ferdi : “ada ada lo son haha”
Sonia : “jujur aja deh, ya kan?”
Ferdi: hhhaha gila lo ya? Kita baru kenal”
Tiba tiba nomer asing mengganngu tawa kecil sonia yang dari tadi membaca balasan chat dari ferdi “halahhantu banget ini ganggu orang lagi asik aja, bagus gue reject” sonia lebih memilih ngerecj telfon dari nomer yang ga ia kenal itu. terus ferdi ngePING !!! lagi, “haaa ini cowo sok sok cuek tapi ping juga” gumam sonia dalam hati.
Sonia : apa ping ping? Ga malu baru kenal ping ping dih :p
Ferdi : haha bukan, gue kira pending, ntar lo nya kasian nunggu balasan dari gue
Sonia : mati aja lo ngomong gitu, btw aktifitas lo apa aja? Kalo boleh tau
Sonia ngerasa ga enak hati, hatinya bergeming, mungkin saja yang tadi riza, ia langsung nelfon nomer itu balik. Tuuuut ..... tuuuuut, yap akhirnya di angkat. “riza, dimana lo bang? Ada apa?” tanpa mendengar terlebih dahulu siapa pemilik nomer itu. “hey, riza? Who is he? This is me, adam” terdengan bahasa aneh lagi dari handphonennya. “oalah, gue kirain temen gue, ada apa?” tanya sonia jutek. “hmm nothing, i just wanna call you, who’s riza? Ur boyfriend?”  pertanyaan yang membuatsonia cengengesan. “ya, me boy, ya me boy friend lah, ngapa?” sonia mencoba mengeluarkan ilmu inggrisnya. “hahahaahah you english so bad, cuman gitu aja kamu salah ngucapinnya, begok ya” adam tertawa membuat sonia jengkel, walaupun begitu dia rumayan suprise karna di telfon cowo cakep yang baru ia temui. “apa dia mau deketin gua ya hihihi” hati sonia berhayal tinggi. “ya what everlah, dari mana dapt nomerku?” tanya sonia. “dari malik, uda makan siang? Solat udah kamu?” tanya adam dengan cara berbicara agak kebule bulean itu. “buset, kok belum apa apa uda perhatian bener, beda banget sama ferdi gila itu, eh ferdi kasian banget pasti nunggu balesan gue, ah tapi ga mungkin dia kan cuek banget, biar aja deh” tak henti hentinya hati sonia berbicara. “hahaha uda, solat? Lagi dapet gue, eh udah dulu ya gue mau tidur siang” langsung sonia memutuskan telfonnya. Ia sendiri heran apa yang ia lakukan, padahal ia berniat untuk tidak memperdulikan ferdian, tapi mengapa ia putuskan telfonnya.  Balasan pun tiba dari ferdian,
Ferdian : gue baru seleksi tes di perkuliahan pilot internationa kemarin, tapi kayaknya di tolak, ya gue di tolak.
Sonia : ha kok bisa tau lo di tolak? Keren ya pilot
Ferdian : ya gue uda yakin, lebih banyak yang keren kemarin, itu emang cita cita gue dari kecil.
Sonia : ih keren deh lo, gue aja bingung apa cita cita gue ahahahaha
Ferdian : ya lo kan emang ga jelas orangnya hahahaha
Sonia : kampret, eh lagi apa?
Sonia mencoba memulai perteman agar lebih dekat, karna sepertinya ferdian sudah ga begitu cuek dan jaim kepadanya.
Ferdian : gue lagi baringan aja nih
Sonia : ooh yaya hehe
Ferdian : haha
Sonia : cuman bisa “haha?”
Ferdian : ga juga haha
Sonia : gila lo
Ferdian : ya terserah lo aja son
Sonia : lo ga nanya balik gue lagi apa? ._.
Ferdian : oh jadi dari tadi ngarep di tanyain ya? Hahahahahhaha
Sonia : ga sih, yaudah gue tidur
Ferdian : hahaha lagi apa lo? Jam segini ngapain lo tidur?
Sonia : ya kagak tau ngapain
Ferdian : pacar lo?
Sonia : tersinggung gue lo nanya itu
Ferdian : kenapa? Ga ada yang mau sama cewe aneh kaya lo ya? Hahaha
Sonia : terserah
Ferdian : uda makan lo?
Sonia : uda, uda ya gue tidur
Pesannya hanya di baca namun tidak di balas oleh ferdian, sonia yang tidak sadar, ternyata sudah ada 2 pesan dari adam. 1. “jangan lupa solat ya” 2. “tidur siang akan membuat kamu fresh dan segar” sonia tertawa dan heran dengan bahasa adam yang sangat baku dan kaku itu, “oke thxyou om adam” balas sonia.
            Waktu pun berlalu, sonia hampir setiap hari ngechat bareng ferdian, tak nihil setapak demi setapak ada hal berbeda dengan feridan yang membuat sonia selalu ingin mendapatkan PING !!! dari dia dan juga si ule UK, adam tak henti hentinya memberi perhatian kepada sonia, namun sonia pun tak habis fikir apa yang harus ia lakukan untuk mencari tau ada apa dengan sahabatnya, riza. “riz, lo dimana?” akhirnya setelah beberapa kali di telfon,, riza mengangkatnya. “gue di kossan, gue udah ga tinggal d rumah itu lagi”kata riza. “ha? Jadi lo makan duit dari mana? Kuliah lo gimana? Aneh aneh lo, ada apa sih sebenernya?” tanya sonia penasaran. “gue udah kerja di biliard zone, bersih bersih di situ, rumayanlah, gue juga udah ngajarin anak sd private, lo gausah khawatir ya dek, hmm gue susah ceritanya, tapi gue mohon lo untuk bantu gue ya” kata riza yang sepertinya ingin menghentikan pembicaraan. “ya pasti, lo kerumah gue aja deh besok, mamah gue ga ada, ya ya pleaaase, ceritain ada apa sama lo, ya?”  ajak sonia. “oke, besok siang gue ke sana ya” kata riza lesu. “uda ah, lo kok lesu banget sih? gue gamau abang gue kaya gitu ! gamauu!senyum” pinta sonia. “gue senyum nih, tapi ga keliatan, yaudah besok ya gue ke rumah lo, bye” tutup riza. Sonia akhirnya sedikit lega dan semakin lega akhirnya besok ia bisa bertemu dengan riza. Sonia pun melanjutkan chatnya dengan ferdian dan smsnya bareng adam.
Ferdian : lo lagi ngapain?
Sonia : lagi bman sama lo aja fer, lo ngapain?
Ferdian : yakin sama gue aja? Gue ya bman sama lu juga, suntuk banget
Sonia : ya bman sama lo aja, smsan ni sama temen gue, kok jdi kepo gitu sih? cieeeee
Ferdian : biasa aja, kagak usah gitu lo son haha
Sonia : iye iye deh, jadi kapan lo balik ke jakarta?
Ferdian : ya lusa mungkin haha, eh buka tv deh siaran 7, ada film seru nih
Sonia langsung berlari ke runag tengah dan merebut remot tv yang sedang berada di tangan mamahnya dan mengganti siaran. “haaaaaa apa ini apa iniii haaaa sialaaaaaan !” mama sonia tertawa terbahak bahak melihat anak gadisnya teriak ketakutan. “mama ganti ganti, haaa mama ketawa ih jahat banget ih”  kata sonia yang lagsung balik ke kamarnya. “ya siapa suru main rebut rebut remot tv mama, itu kan kualat hahahaha” kata mama sonia yang masih belum berhenti tertawa.
Sonia : he sialan, apanya enak, siaran setan gitu
Ferdian : la kenapa? Seru kali, film horor
Sonia : apanya seru, benci banget gue film gituan idiiiiih
Ferdian : hahahaha lo ga suka? Lo takut? Ahahahaha
Sonia : udah kagak usah ketawa lo, marah gue ? gue bunuh juga lo, haaa serem
Ferdian : kalo ayang yang benuh abang rela yang Bhahahhakk!
Sonia : kampret lu
Ferdian : ia serius yang hahahaah
Sonia : gausah yang yang kalo ga sayang
Ferdian : hahaha ya deh hahaah, uda ashar nih solat yuk.
            Sonia buru buru keluar dari kamar dan membuka pintu rumah, seperti janji kemarin, riza datang dan ingin menceritakan ada apa dengannya. Walaupun riza tidak siap menceritakan semua, namun ia ingin sedikit berbagi karna tak sanggup menyimpannya sendiri. “akhirnya lo dateng juga, lo ga pernah kan masuk rumah gue, biasa lo cuman gue kasih izin sampe teras doang hahahaha, duduk deh, mau minum apa bang?” tanya sonia yang tersenyum senang karna bertemu riza. “terserah lo aja deh dek” kata riza tersenyum untuk membuat sonia tidak begitu khawatir. Sonia berlari ke dapur dan mencaricari minuman yang pas untuk riza. Riza melihat kiri kanan pemangdangan rumah sonia yang sederhana namun terlihat begitu nyaman, jendela dimana mana dengan cat dingin biru muda dan putih, ia sudah mengerti dengan warna biru muda itu, karna itu warna kesukaan sonia. Ia berdiri melihat lihat foto keluarga sonia, ia heran mengapa di setiap foto tidak terlihat papanya sonia, dan ia baru tersadar selama ini sonia tidak pernah menceritakan papanya, ia memperhatikan sosok mamahnya sonia semakin dalam dan coba dilihat lagi, ia merasa ada sesuatu dengan itu. “heeey, apa lo liat liat nyokap gue? Cakep kan nyokap gue? Kayak gue hahahaah” sonia datang mengejutkan riza yang sedang fokus memperhatikan foto berbingkai coklat itu. “hahaha ya de de iya serah lo, eh maaf ni gue nanya ya boleh?” riza duduk dan langsung mengambil coca cola yang baru saja dibawakan sonia. “yaya tanya aja, apa bang? Tapi abis lo tanya, lo ceritain masalah lo ya?” kata sonia dengan ekspresi penasaran. “hmm di semua foto, ga keliatan papa lo, guejuga ga pernah nanyain, papa lo mana?” tanya riza dengan sangat hati hati. “oh itu, hahaha mama sama papa gue dari kecil uda pisah, trus papa gue meninggal pas gue umur 3 thn, hmm gue lupa mukanya, ga pernah liat, hehe udah udah, sekarang crita masalah lo ya” sonia tanya balik dan seakan tidak menghiraukan pertanyaan dari riza. “hmm bentar gue tanya lagi, pisah? Nama mama lo siapa? Nama papa lo siapa?” riza bertanya seperti orang penuh kegelisahan. “oh mama gue, siapayaaa siapa yaaa hahahaha kepo banget sih hahahaa, mama gue melati burhan, papa gue rusli nabawi, hehe banyak banget nanya sih lo, udah ceritain masalah lo!” sonia memaksa maksa riza. Wajah riza seketika pucat, air mata nya mengalir, namun wajah masih terlihat untuk tegar. “oke gue ceritain” kata riza mencoba memulai. “eh tapi kok nangs sih? masalah apa sih kok sampe lo gitu?” sonia mengambil tisu dan memberikan pada riza, riza menolak dan mengusap air mata dengan tangannya. “nyokap gue yang lo kenal itu, bukan nyokap gue dek” belum sempat ia menceritakan sampai habis, sonia langsung menyambungnya. “ha? Serius? Kok bisa? Dari mana lo tau bang?” tanya sonia terburu buru ingin tau. “lo diem dulu, gue cerita semua, dia istri k 2 bokap gue, gue kan dulu pernah cerita bokap gue uda meninggal, beberapa hari yang lalu gue dengerin nyokap gue nelfon tante gue, kayanya tante nyuru mama gue jujur kalo gue bukan anak kandungnya, trus gue cari tau, gue bongkar kamar nyokap gue, gue cari tau semuanya, pantes slama ini gue ga di kasi liat akte gue, terus gue liat nama nyokap gue, hmm” lama semakin lama volume suara riza makin mengecil. Sonia pun seperti mengerti apa selanjutnya yang akan ia ketahui. “nama nyokap lo? Bokap lo?” tanya sonia pelan. “yang tadi lo sebutin” riza berucap pelan. Terdengar pintu pagar terbuka, sonia yang masih tidak percaya dengan cerita yang baru saja di dengarnya melihat ke jendela ruang tamu “mama, mama pulang” kata sonia. Riza langsung bangun dan mengusap air mata. Sonia buru buru membuka pintu dan sontak membuat mamanya tersenyum karna jarang mamanya mendapati sonia membukakan pintu untuknya. “ni mama beli baju, tadi mama shoping, kebetulan anak mama bukain pintu, nih bawa” sonia hanya menuruti, dan mengurungkan niat menanyakan hal yang sangat ia ingin ketahui. Mamanya sonia kaget melihat sosok lelaki  berada di rumahnya dengan kondisi rumah yang sedang kosong. Namun mama sonia melihatnya dengan tidak biasa, sonia langsung saja bertanya “ma, aku punya abang ma? Mama kenapa pisah sama papa?” sonia bertanya pelan. “apa kamu tanya, uda ah, ini siapa?” tanya mamanya sonia. Riza langsung menyalami mamanya sonia “selamat sore tante melati” riza tersenyum. “ma, aku punya abang ma? Jawab ma” tanya sonia mulai lelah dengan rasa penasarannya. “riza ilham nabawi, maaf nak selama ini mama ga cerita” mama sonia terduduk di ruang tamu. “itu ma, temen aku, riza ilham nabawi” mamanya sonia langsung menatap riza dan menangis penuh rasa bersalah. Riza datang dan langsung memeluk mamanya sonia yang ternyata adalah mama kandungnya selama ini. sonia juga ikut memeluk mama dan abang kandung barunya. Seakan akan semua di rencanakan tuhan, riza yang selama ini selalu ada untuk sonia, menggantikan sosok papa sebagai teman curhatnya ternyata abang kandungungnya. “maafin mama ya sayang” mama mencium kedua kepala riza dan sonia. Namun tiba tiba sonia teringat pada handphonenya. Di saat mengharukan seperti ini pun dia bisa memikirkna handphonenya. Sonia lalu berlalu melihat handphonenya. Ternyata ada ferdian. “kenapa nak? Kok sibuk sama handphone?” tanya mama. “itu ma, ada gebetan baru cuit cuit” kata riza usil dan duduk di sebelah mamanya. “ah rese lo, eh ambil barang barang lo terus tinggal disini” kata sonia. Mama dan riza pun bercakap cakap, entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas ibu dan anak itu sekarang sudah di pertemukandengan cara yang begitu mengharukan.  Ternyata ada chat dari ferdian yang membuat sonia tersenyum
Ferdian : gue lewat sekolah pilot son
            Son, kemana sih lo?
            PING !!!
            PING !!!
            Soniaaa, ayang soniaaaa
Sonia : iya yaa, selamat yaaa buat ayang ferdi
Ferdian : kemana aja sih lo? Gue khawatir tau
Sonia : hehe maaf, ada sesuatu, hehe nanti deh gue cerita, uda makan?
Ferdian : gue ga sempat makan, gue lagi packing nih, gue mau berankat k asrama bentar lagi, hmm ga bole bawa handphone kayanya son
Sonia : iya? Hmm
Sonia tersentak, ada apa lagi hari ini, ia seperti terlalu khawatir dengan kepergian ferdian yang belum sempat ia temui.
Ferdian : iya, maaf ya selama ini ada salah sama lo, hehe
Sonia : masih sempat ya ketawa  “haha”
Ferdian : maaf yang, gue harus pergi gatau sampe kapan
Sonia : gausah yang yang kalo emang ga sayang, lo kan ga sayang sama gue
Ferdian : trus?
Sonia : serah lo, udah ah lo pergi aja sana haha
Ferdian : gue sayang lo
Sonia : trus?
Ferdian : gue cinta lo
Sonia tertawa kecil membacanya, bukan karna lucu, tapi seakan akan perasaannya terbalas, padahal ia tidak tau rasa apa yang sebenarnya terbalas. Sonia seakan sudah naik ke langit berwarna biru muda kesukaannya ~
Sonia : “trus?” sonia penasaran apa selanjutnya.
Ferdian : jangan selingkuh ya, gue mau pergi
Sonia : ga lo tanya gue sayang apa engga sama lo?
Ferdian : haha lo pasti ga akan cinta sama gue, kalo mau pacaran sama yang lain juga gapapa kok
Sonia : gue ga akan selingkuh, gua sayang lo kok
Ferdian : udah ya, gue pergi, ini walpeper gue muka lo son, gue sayang lo, jaga kepercayaan gue ya, kita ketemu setelah gue bisa raih dan semua ini untuk lo yang belum seutuhnya gue kenal. assalamualiakum.
Air mata sonia keluar, ia tidak mengerti apa yang sedang ia rasakan. Cowo yang ia benci dulu, yang ia keselin dulu, cowo yang diperkenalkan oleh abangnya. “kenapa dedeku? Kok nangis?” tanya riza mengusap air mata adiknya. “hmmm ga bg, ah lu belagak romants, uda ah mau k kamar aja” sonia berlari ke kamarnya. “dia emang gitu za, emang suka aneh, jangan di open” kata mama sonia yang lagi membuka belanjaannya tadi.
            1 setengah tahun sudah terlewati, namun nyaris tidak ada kabar dari ferdian, dia seakan akan hilang di telan bumi. Sonia hanya mampu mengenang setiap chat demi chat yang ia simpan dulu, ia sudah masuk ke salah satu universitas di jakarta fakultas hukum. Adam yang selama ini mencoba mendekati sonia pun tak sedikitpun berhasil menarik perhatiannya. Walaupun sonia dulu sempat tertarik dengan adam, namun hanya ferdian. Ia selalu bertanya tanya pada riza tentang ferdian, bagaimana ia dulu, sedekat apa riza dengan ferdian dulu, selama 1 setengah tahun hanya pertanyaan yang sama di tanyakan pada riza. Malik dan milka pun mengerti bahwa sonia telah menemukan cinta sejatinya. Mereka tidak berani untuk medekatkan adam lagi dengan sonia. Adam juga mengerti bahwa tak ada yang mampu merasuki hati sonia selain ferdian walaupun ferdian tak pernah ada kabar sama sekali. Mama sonia hanya diam tidak begitu memperduliakn masalah percintaan anaknya, karna mamanya yakin anaknya dapat menyelesaikannya. Sonia selalu menanamkan keyakinan bahwa setiap kesetiaan dan ketulusan akan berakhir penuh kebahagiaan. Maka dari itu, walau hanya dua kata “jangan selingkuh” itu cukup membuat ia yakin dengan perasaan dan kisah mereka selanjutnya
            Riza sudah siap siap untuk melajukan mobilnya, namun sonia belum saja kelihatan batang hidungnya keluar dari pintu rumah, mama sudah capek membangunkannya, namun sia sia. Akhirnya riza terpaksa keluar dari mobil dan menarik adiknya untuk ikut ke puncak. “haaaa ,maleees, gue sendiri aja di rumah, kan libur bang, please gue mohon baaang” rengek sonia. “ya allah lo dek, umur lo berapa sih? lo udah kuliah kok masih gini sih? cepet, mama uda kesel tuh” riza menarik adiknya sonia, berlahan namun pasti sampai juga dia menarik adiknya dan masuk ke dalam mobil. Sampai juga mereka ke puncak, namun sonia juga belum terbangun, setegah gila mama melihat anaknya itu. “de, uda magrib, lo belum makan dari pagi, bangun ntar malem ada acara ni, nyesel lho lo ga cantik cantik” bujuk riza. “haaa gue emang uda jelek kaya lo kan?” sewot sonia. Tiba tiba sonia sadar bhwa dia sedang ada di daerah jawa barat dekat sekolah penerbangan yang pernah di ceritakan oleh ferdian dulu. Ia langsung mandi, makan, dan solat. Ia langsung membongkar isi tas yang di bawa mamanya tadi. “ini pasti kejutan buat gue dari ferdian asiiiiik, untung mama bawa baju bagus” kata sonia. “ih gr banget sih lo de hahahhaa” diam diam ternyata riza mendengar ngigauan adiknya. “haaa lu bang, rese deh, uda ah gue mau pake baju aja” kesel sonia.jatuh angan angan sonia untuk bertemu ferdian, dengan lesu ia mengganti bajunya dengan gaun berwarna biru muda yang sangat cantik dengan high hills hitam dan rambut panjang yang di uraikan. Walaupun tidak cantik, namun ia mempuunyai senyum yang sangat manis. “de, uda siap? Yuk kita pergi” ajak riza yang dari tadi menunggu di depan pintu kamar sonia. “mama aja pasti belum kelar tuh, kan lama banget dandannya” kata sonia. “he jangan salah lo, mama uda duduk manis di dalam mobil hahahaah” riza tertawa. Sonia buru buru dan berlari masuk ke dalam mobil.
            “wih rame bener, cakep cakep ya bang” bisik sonia kepada abangnya. “jangan kampungan ya”  bisik riza. Mama sonia langsung bergabung dengan ibu ibu lainnya, sonia sebenarnya masih tidak mengerti acara apa yang ia hadiri ini, namun ia nikmati saja. Riza pun bergabung dengan beberapa temannya, sonia mencari bangku untuk ia duduki, namun ia takut karna tak ada satu orang yang di kenalnya. “buset ah, ga brani gue, ga kenal semua nih” kata sonia. “sini duduk bareng aku” tiba tiba ada cowo dengan perawakan tegap tinggi yang tak asing bagi sonia. Sonia hanya diam saaat tangannya di tarik dan tidak berkedip menatap sosok itu. “eh eh lo! Gue tau lo !” kata sonia. Sonia langsung memeluk cowo itu tanpa meyakinkan lagi namanya. “eh apa apa an nih meluk meluk, kita kenal ya? Siapa lo?” tanya cowo itu. “haaa jangan gitu dong” sonia melepaskan pelukannya, wajah sonia yang sudah hancur karna make upnya luntur pun tak kuasa menahan malu. “hahahaha yaudah peluk lagi son” kata cowo tersebut yang ternyata ferdian. Malam itu adalah malam pelepasan lulusan pilot pilot dari sekolah penerbangan international. Sonia sangat senang dengan kejutan yang dari awal sudah di duganya. Tiba tiba terdengar suara dari panggung tempat beberapa penyanyi yang tadi menghibur para tamu “ferdi, lo ungkapin yang mau lo ungkapin !” kata riza yang teriak dari panggung. Sonia malu malu dan mengusap wajahnya yang sudah luntur. “udah jangan di usap, makin jelek ntar yang haha” kata ferdian. “cuman bisa haha ya?” kata sonia kesel. Mama sonia hanya melihat dari kejauhan anaknya yang sudah besar dan sudah bisa mencintai seorang lelaki. “emosi aja lo son, ehem, jadi istri aku ya” sonia nyaris pingsan tidak percaya dengan ucapan yang keluar dari mulut ferdi. “terimaaa, terimaaa, terimaaa” sorak sorai terdengar dari panggung karna riza menguasai panggungnya. Dan semua orang pun mengucapkan kata itu. “ya aku terima” sonia malu malu dan memeluk ferdi.  “Ini akhir penantian panjangku, terimakasih tuhan” kata sonia sambil memeluk erat ferdian di tengah keramaian malam. Selesai ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMERA ANALOG

PIDATO BAHASA JAWA