PENANTIAN PANJANG
1 setengah tahun sudah terlewati,
namun nyaris tidak ada kabar dari ferdian, dia seakan akan hilang di telan
bumi. Sonia hanya mampu mengenang setiap chat demi chat yang ia simpan dulu, ia
sudah masuk ke salah satu universitas di jakarta fakultas hukum. Adam yang
selama ini mencoba mendekati sonia pun tak sedikitpun berhasil menarik
perhatiannya. Walaupun sonia dulu sempat tertarik dengan adam, namun hanya
ferdian. Ia selalu bertanya tanya pada riza tentang ferdian, bagaimana ia dulu,
sedekat apa riza dengan ferdian dulu, selama 1 setengah tahun hanya pertanyaan
yang sama di tanyakan pada riza. Malik dan milka pun mengerti bahwa sonia telah
menemukan cinta sejatinya. Mereka tidak berani untuk medekatkan adam lagi
dengan sonia. Adam juga mengerti bahwa tak ada yang mampu merasuki hati sonia
selain ferdian walaupun ferdian tak pernah ada kabar sama sekali. Mama sonia
hanya diam tidak begitu memperduliakn masalah percintaan anaknya, karna mamanya
yakin anaknya dapat menyelesaikannya. Sonia selalu menanamkan keyakinan bahwa
setiap kesetiaan dan ketulusan akan berakhir penuh kebahagiaan. Maka dari itu,
walau hanya dua kata “jangan selingkuh” itu cukup membuat ia yakin dengan
perasaan dan kisah mereka selanjutnya
Sonia tak sanggup menahan tawa
ketika mendengar kedua sahabatnya menceritakan bahwa mantannya, gusti
menjelek-jelekkan dirinya. Sonia bukan malah sedih atau khawatir, ia malah
ketawa mendengar informasi yang diberitahukan oleh kedua sahabatnya itu, malik
dan milka. “eh lo kok ketawa aja sih? kebangetan banget yah gusti, dulu aja dia
muja muja lo, apa yang orang bilang tentang lo dia pasti trus ngebela lo, lah
sekarang tega banget” milka hanya mengangguk nganggukkan kepalanya tanda ia setuju
dengan semua yang utarakan oleh malik. Sonia diam sebentar untuk meneguk
secangkir lemon tea pesanannya di cafe langganan ketiga sahabat ini, cafe
minimalis dengan background taman yang akan membuat pengunjung terasa berada di
tempat yang asri. “eheeem, uda? Giliran gue ya?” tanya sonia kepada kedua
temannya yang penasaran mengapa dari tadi ia hanya tertawa tidak karuan. “ya,ya
cepetan, sampe dingin nih serabi ga gue sentuh karna nunggu lo” kata malik
penasaran. “he kalian, dia itu ngejelek jelekkin gue karna dia itu masih sayang
sama gue, jadi santai aja kali, orang
juga bakalan ngerasa ilfil sama dia, dulu aja kan bilang sayang ke gue, lah
gilran gue putusin, ga terima, trus ngejelek jelekkin gue, hahaha gokil banget
tuh mantan !” kata sonia santai sambil tertawa sinis, walaupun dalam lubuk
hatinya dia begitu kecewa dengan gusti, mengapa dia setega itu. begitulah
sonia, lain dikata lain dihati, dia berkata hanya untuk menutupi maksut dan
rasa di hatinya agar semua orang mengira dia baik baik saja. Dan CERITA CINTA
ini di awali dari sini ~
Pintu pagar terbuka keras dan
mengejutkan seisi rumah, sonia mendorong pintu pagar dengan sekuat mungkin
dengan motornya, entah apa yang tlah terjadi padanya hingga ia sekasar itu,
rintik rintik hujan saat itu saja tak mampu memadamkan amarah yang tergulai
penuh bara di hatinya. “kenapa nak? Kok kaya gitu? Kan rusak pagarnya itu”
tanya mamanya sonia dengan jengkel melihat anaknya lagi lagi moody tidak
menentu. “yaya, kan sekali kali mah, uda ya capek ni mah” begitulah sonia, dia
sering moody tak menentu, ia sering tiba tiba memikirkan hal yang tidak tepat
pada waktunya. Misalnya : ia tiba tiba memikirkan rumus fisika pada saat ia
lagi jogging, karna saking penasaran mengapa dia tidak mengingat rumus itu,
pulang jogging ia marah marah ga nentu. Dan satu contoh lagi, saat lagi jalan
bersama gusti dulu, ia tiba tiba memikirkan ava twitter yang sudah 2 bulan
tidak di gantinnya, pada saat itu ia buru buru mengganti, dan mendadak paket
perbulannya mati, ia emosi dan minta diantar pulang. Begitulah sonia.cukup
pintar dalam menyembunyikan isi hati dan tidak mampu mengontrol setiap hal hal
yang aneh itu.
Sonia
melentangkan badannya di tempat tidur dengan seprai yang satu warna dengan
warna kamarnya, biru muda. “haaaaa kok bisa tadi nabrak dia, menjijikkan bangat
arrrrgggghh mamaaaah!” sonia teriak memanggil mamanya, bukan maksut untuk
memanggil mamanya, tapi saking kesalnya, hanya ada mamanya yang ada
difikirannya karna mamanya lah yang selalu memberi masukan apabila sonia lagi lagi ada masalah
dalam percintaan dan masalah mengapa dia selalu moody. “ya nak, uda ganti baju,
makan dulu, baru teriak lagi” teriak mamanya dari dapur yang samar samar
terdengar. “haa mama ga asik ih, sialan banget gue tadi kok bisa nabrak itu
cowo sialan! Benci benci, di tambah muka gue tadi kayak gerobak sayur haaaa”
kesal sonia sendiri saat tadi bertabrakan dengan mantannya yang satu sekolah. Sonia
selalu saja tidak habis fikir, mengapa ia bisa naksir sama manusia yang sok
kecakepan kaya roni, mantannya. Sonia juga suka membenci dirinya sendiri,
mengapa ia harus ada mantan,mengapa habungannya harus selalu kandas di tengah
jalan, ia sadar bukan seutuhnya salah mantannya, sonia tau diri, ia terkadang
terlalu egois, terlalu tidak jujur tentang apa yang ia rasakan, hingga ia
berbuat tanpa mengatakan. “ah udah ah, ngapain juga gue fikirin, dia juga kan
ga meratiin muka gue tadi, oke fine, sms riza ah” riza, adalah seorang teman
laki laki sonia yang sudah ia anggap seperti sahabat, bahkan seperti abang. Ia
sangat jarang untuk mengajak seorang cowo untuk datang kerumahnya, namun riza?
Ia merasa ada keterkaitan bathin dengannya, walaupun sonia berani mengajak riza
kerumahnya, namun ia selalu mengajak riza saat ibunya tidak ada dirumah. Sonia
menggapai handphone tinat tinutnya di meja berwarna biru muda yang tak jauh
dari tempat tidurnya. “ayaaaaang riza, aghiiiiiey aphaaa?” canda sonia mengirim
pesan singkat kepada riza. Tak sampai semenit, telfon genggamnya pun berbunyi
tanda riza telah membalas pesannya. “gausah gitu lo, ga minat gue bacanya -___-
gue lagi makan nih, tumben siang siang gini sms gue?”
Sonia :” adeqkhan
tangen amha abhang chayang ;;)” sonia sengaja membuat riza semakin jengkel
melihat gaya tulisan seperti itu, karna sonia sangat tau, riza sangat muak
dengan ketikan pesan seperti itu.
Riza : “udah ah gue
ngantuk bacanya, ga gue bales lagi yaaa, hooaaaam”
Sonia : “haa lo ga
bisa di ajak mesra mesraan ah, gue
jomblo ni, bagi pin dooong cowo cakep”
Riza : “sejak kapan
seorang sonia minta minta pin cowo ahahahaahhaahahaha”
Sonia : “sejak gue
dijelek jelekkin gusti dan tadi nimbruk roni”
Riza : “ha? Gimana
lo di jelekkin sama gusti? Ah parah bener itu cowo, tadi gue ada ketemu sama
dia biliard zone, pengen gua timpukkin aja mukanya kalo ngejelek jelekkin lo,
trus roni kenapa? Anak mami sok kecakepan”
Sonia : “udah ah
kagak penting juga ngomongin itu, gue sekarang butuh kenalan baru, untuk ketawa
ketawa aja, jangan yang cakep, jangan yg tenar, jangan yg tajir, manaaa?”
Riza : “siapa ya?
Kagak ada nih temen gue yg kayak gitu, temen gue ya semua kayak gue, cakep gini
:p “
Sonia : “gue akui
temen lo mungkin pada cakep, tapi lo? Hmm cakepnya kalo diliat dari lubang
semut ahahahaha”
Riza : “itu kagak
keliatan kali, hmm siapa ya bingung gue, entar malem aja ya pas gue ngumpul
sama anak-anak, gue tanyakin ada yang mau ga buat lo ketawa”
Sonia : “haa kagak
gitu juga kali, lo minta aja bilang temen minta, jgan lo bilang macem macem,
turun ntar harga diri gue, walaupun sebenernya uda turun ahahahaha, oke
ditunggu ya”
Riza : “oke sip
dede ku”
Setelah membaca balasan dari riza,
sonia langung terlelap tidur tanpa menghiraukan yang disuru oleh mamanya untuk
ganti baju dan makan.
Waktu
berganti hari, 4 hari sudah sonia terus menerus dikerumuni dengan kesibukan
sekolahnya hingga tak sempat memegang telfon genggamnya. Ulangan, remedi, dan
presentasi yang hampir harus dilaksanaka dalam setiap pelajaran secara
perorangan. Selesai juga semua tugasnya dalam 4 hari berturut turut, saatnya ia
melihat telfon genggamnya, ia berharap akan banyak pesan yang masuk karna telah
4 hari tidak menyentuh handphonenya. Nihil, ternyata hanya 3 pesan dari riza
dan 1 pesan dari malik.
Pesan dari riza :
1. Lagi ngapai dedeku?
2. Gue lagi di biliard zone ni, ni nih pin temen gue, gue ambil di
hapenya, ga gue bilang lo minta 27A*****
3. Uda lo invite belum? Lo bilang aja dapet dari gue
Pesan dari malik :
1. Son, lo dimana? Jadi ke rumah milka kagak? 15 menit lagi gue nyampe rumah lo ya, gue
jemput.
4 pesan yang
membuat ia kecewa, walaupun tidak ada siapa siapa dihatinya saat ini, ia
berharap ada someone yang menigirimi pesan, namun ia sendiri bingung, siapa
some one itu, karna saat ini dia lagi single cetar membahana ~tiba tiba ia
teringat saat dulu, saat dia lagi sibuk dalam 1 minggu dan tidak sempat
menyentuh handphone, ketika melihat handphone ternyata sudah hampir 50 pesan
darn 70 missedcalled dari gusti, ia merasa sedih dan sedikit bersalah bila
mengingat hal itu, sonia juga merasa bersalah mengapa ia tega memutuskan gusti
semendadak itu,namun percuma sekarang gusti pasti sangat membencinya, kata
sonia dalam hati. Ia langsung buru buru mengkopi pin yang diberikan riza dan
membalas smsnya. “ya ini juga mau gua invite, cakep kagak?” balas sonia yang
lalu meninggalkan telfon genggamnya dan pergi mencuci kaki dan berisiap siap
untuk tidur. Setelah selesai mencuci kaki, ia langsung menginvite pin tersebut,
berharap itu akan menjadi teman baik yang mampu membuat ia tertawa. Akhirnya di
trima, namanya FERDIAN WINANDA. “dari
namanya keliatan nih orang tuanya kece, namanya bagus” dalam hati sonia. Lalu
masuk pesan balasan dari riza “uda lo invite? Kan lo mintanya ga cakep, ga
tajir, ga tenar, ya itu, asik tuh orang” kata riza dalam balasannya. “ohyaya
deh, fotonya belum muncul nih, bb lemot, lo lagi dimana? Gue lagi siap siap mau
tidur nih” sonia membalasnya lagi. “gue lagi di biliard zone, ada ferdian nih,
dia lagi sibuk sama handphonennya, lo ping, buruan!” buru buru sonia ngeping
ferdian, ia merasa tidak akan turun harga dirinya apabila ngeping ferdian,
karna ferdian tidak cakep, tidak tajir dan lain lain.
Cahaya matahari memasuki ruangan
kamar sonia yang cukup luas, ia menggsok gosok matanya sambil mencoba
memperbaiki pandangan “haa mama ini kan minggu ma, kok cepet banget sih dibuka
gordenya?” rengek sonia kepada mamanya. “kok anak gadis males banget sih?
bangun bangun, mandi sana” mamanya sonia langsung keluar kamar sambil menarik
selimut dan tertawa melihat anak satu satunya kesel. Mamanya sonia termasuk
mama yang cantik dan asik, di tambah dengan umur nya yang masih 39 untuk ukuran
ibu ibu yg sudah mempunyai anak berumur 17 tahun itu masih sangat muda. Hal
pertamayang dilakukan oleh banyak orang termasuk sonia saaat bangun tidur
adalah melihat telfon genggamnya, ya, telah ada balasan ping dari ferdian yang
baru invite semalam sebelum tidur.
Ferdian : PING!!!
*balasansemalam*
Sonia : temennya
riza?
Sudah di read,
sonia tersenyum penasaran melihat apa balasannya. Namun sudah 10 menit tidak di
balas, tapi di chat bbm terlihat bacaan
“sedang menulis pesan” sonia kesal dan meng end chat lalu pergi mandi dan tidak
memperdulikan pesan itu lagi. Di hari minggu yang super membosankan bagi sonia,
ia hanya menghabiskan waktu dengan menonton tv sepanjang waktu, ia ingin sekali
mengambil handphonennya di kamar, namun karna masih kesal dengan cowo yang baru
saja di invitenya itu, dia mengurungkan diri untuk mengambil telfon genggamnya
dan bertahan menonton juga mengganti ganti chanel televisinya.
“nak, uda maghrib, solat dulu, subuh
ga solat, zuhur malas, ashar lewat, ini magrib apa lagi? sana solat!” mama
sonia menyuruh dengan nada kesal melihat anak sematawayangnya tersebut. Sonia
dengan langkah malas pun berjalan kekamarnya dan mengambil wudhu, di lihatnya
kelap kelip handphonenya, namun karna masih kesal dengan ferdi ia tidak ingin
membuka handphonennya. Setelah sholat, ia memaksakan diri untuk membuka
handphonenya, di dapati balasan dari ferdi, bukannya senang, ia malah kesal
melihat balasannya yang hanya“ya” . “haaaa cowo sialan banget, ah riza apaan
katanya asik, lah ini super cuek” sonia langsung mengambil handphone dan
mengirim pesan kepada riza “haaa lo, kan gue bilangnya bisa buat gue ketawa,
ini cuek banget” walaupun sonia kesal, ia tetap membalas chatnya ferdi, dan
mencoba membawa suasana.
Sonia :“oh hehe
salam kenal, sekolah apa kuliah?”
Ferdi : “nganngur haha, kenapa son?”
Sonia : “kok son
son? Sok akrab banget”
Ferdi: “oh salah
ya? Haha maaf maaf”
Sonia sengaja hanya
membaca pesannya dan tidak membalas, ia hanya mengetik lalu menghapus pesannya,
agar di pesan bbmnya ferdian keluar tulisan “sedang menulis pesan” and gotcha, ferdian
ngeping sonia, dan itu membuat sonia tertawa terbahak bahak “akhirnya ketawa
juga” guman sonia dalam hati.
Sonia : “iya
kenapa?”
Sonia mencoba
memancing ferdi dan ingin mengetahui sepertiapa sebenarnya sosok dia.
Ferdi : “ga kenapa
napa, haha tinggal dimana?”
Sonia : “mau tau
aja apa mau tau banget?” goda sonia sembari tersenyum dan memeluk guling yang
ada disampingnya.
Ferdi : “haha
yaudah terserah lo aja"
Sonia akhirnya
nyerah dan tiba tiba kembali moody tentang mengapa akhir akhir ini ia tidak
pernah memimpikan tentang cowo cakep lagi, hal aneh yang tiba tiba masuk ke
fikirannya. ia hanya membaca pesan dari ferdi dan membiarkannya saja “biar aja
ah, cuek banget males dih” rengut sonia bergumam sendiri.
Akhirnya libur pun tiba, entah apa
yang di kerjakan sonia beberapa hari ini, bangun makan tidur bangun nonton
makan tidur, sesekali melihat handphonenya yang sepi dan tidak bergeming
sedikitpun. “haaa sedih banget sih gue, lagi pacaran banyak banget yang
deketin, lagi gini, 1 orang aja ga keliatan batang idungnya, sialan” saking
bingung apa yang harus dilakukannya, sonia memotret kuku kaki yang baru saja di
lapisi kuteks hitam. Tak lama kemudian, kelap kelip lampu led handphonenya, perasaan
senang dan berharap bukan broadcast, yap ternyata bukan broadcast dan ternyata
orang yang tidak ia inginkan, ferdi. “kenapa mesti dia sih” dibukanya pesan
dari ferdi.
Ferdi : itupun
harus ya di foto?
Sonia : terus?
Masalah? Delcont aja
Ferdi : sewot?
Sonia : engga
Ferdia : haha bagus
dong
Sonia yang mulai
muak dengan sikap ferdi yang aneh itu hanya membaca dan kembali mengotak atik
handphonenya, ia merubah rubah display image bbmnya agar ferdi kesel
ngeliatnya. Ya walau kenyataannya ferdi tidak merespon sama sekali, akhirnya
sonia pun kesel dan memilih tidur.
Suara kelekson mobil terdengar
beberapa kali dari luar rumah Sonia, Sonia terburu buru memakai baju lengan
panjang berwarna biru muda dengan sedikit kancing besar berwarna pink dan jeans
yang tidak lupa juga sepatu kets kesukaan Sonia. “yaa bentar! Tega banget sih
ngelekson gitu, bikin malu tau” Sonia teriak dari jendela kamarnya sambil
mencaricari handphone yang terselip di tempat tidurnya. Belum lagi mencari tas
yang macing “haa ini aja, oke kamu cantik dan hanya kamu yang tau walaupun yang
lain tetep aja ngatain jelek, gapapa deh”sonia berbicara pada kaca besar
sebelum keluar dari kamarnya. Akhirnya mereka pun sampai di cafe biasa mereka
duduk, entah apa gerangan yang membuat milka ngebet banget minta malik untuk
buru buru jemput Sonia. Setibanya di sana, tiba tiba datang sosok cowo
berperawakan tinggi, putih, berkaca mata dengan alis tebal dan rambut yang agak
spike. “hey, maaf telat ya mil”kata cowo yang belum sonia kenal itu. “oh iya
gapapa, nih nih duduk” milka dan malik sengaja memberikan bangku kosong untuk
cowo itu di sebelah sonia, entah apa maksut mereka, sonia hanya bingung dan
mencoba memainkan matanya bertanya pada malik what wrong, tapi malik pura pura
tidak melihat. “he siapa ni kok tiba tiba muncul?” tanya sonia dengan nada
sedikit berontak. “ini teman sd kita dulu, adam” kata milka sambil tersenyum
dan melambaikan tangan kepada palayan meminta menu makanan. “gue kok ga kenal
sih? kita kan satu sd” sonia kebingungan dan memperhatikan wajah adam dalam
dalam dan coba mengingatnya. “hey what wrong with me? Why you like that? Dont
make me shy right?” kata cowo yg ber nama adam yang sontak membuat sonia kaget
tidak mengerti apa yang ia katakan. “buset lo ngomong apa sih? sombong bener ni
pake inggris” sonia menggaruk garuk kepalanya. “ahahaha ya jelas lo ga kenal,
lo kan masuk sd pas kelas 5, adam kelas 4 uda pindak k UK, kemarin baru pulang
dari UK, dia uda kuliah lho, excel sd, smp, sma keren kaan?” malik memainkan
alisnya sambil melihat milka memberikan suatu kode. “ga ah biasa aja tuh, ohya
jadi lo ga bisa bahasa indo?” tanya sonia pada adam. “hahaha bisa tapi ga
begitu lancar, i always back to my lovely country if i have a free week” kata
soni sambil mencatat dan melihat menu makanannya. “uda gausah aja ngomong kalo
pake bahasa itu, gue sih bisa bahasa inggris, cuman gue ga suka orang yang
tinggal di indonesia make bahasa gituan, ga sopan banget, ga ngehargain
indonesia, begitulah” kata sonia belagak kritis. “hehehehe bisa aja lo sok kritis”
kata malik memaksa tertawa membawa suasana. Pesanan pun datang, sonia acuh tak
acuh dengan kehadiran adam. Kedua sahabatnya yang berniat mendekatkan mereka
berdua seperti gagal, adam yang juga keliatannya tidak begitu tertarik dengan
Sonia pun semakin membuat malik dan milka khawatir. “eh coba lo ajak Adam ke
toilet, lo tanya deh, dia tertarik ga sama Sonia? Biar gue disini nanyain apa
sonia tertarik sama adam, cepetan” malik pun mengajak adam ke toilet, sonia
heran mengapa malik ke toilet saja harus di temani. “eh gila tu orang kaya cewa
aja ya” kata sonia. “hahaa biarin, eh gimana adam? Cakep kan? Kaya tipe lo kan?
Putih, tinggi, kaca mata, smart, pas banget kan?” tanya milka ngebet. “oh jadi
maksut kalian mau deketin gue sama dia? Haa gak gak,gamau gue, ga suka sama
dia, udah males bahasnya, no coment” kata sonia yang sebenarnya tertarik dengan
adam, namun ia tak ingin kedua sahabatnya begitu sibuk mengurusi hubungannya,
secara fisik, adamlah yang memang tipe idaman sonia, namun ia juga sadar, ia bukan
cewe yang pantas untuk cowo secakep adam. Di tempat lain di waktu bersamaan
malik ngebet bertanya pada adam. “well, she nice, why?” tanya adam pada malik.
“udeh lu kagak usah make inggris inggrisan deh, lu dekatin sonia, kasian dia
lagi jomblo banget tuh,gue yakin diasuka sama lo dam” malik meyakinkan adam.
“hahaha oke, tapi dia cuek tuh kelihatnnya, secara fisik sih aku ga suka, tapi
ga begitu bermasalah, aku suka cewe cuek, aku udah cakep, jadi ga butuh cewe
cakep, hmm oke i will do it” kata adam sambil membuka handphonenya. “berapa
nomer dia? Sini” kata adam. “ntar gue kirim, oke yang penting lo jangan sakitin
dia, oke?” kata malik sambil mengajak adam balik. “aku ga pernah menyakiti hati
cewe bro”. Dan akhirnya mereka pulang, sonia yang di suru oleh malik pulang
bareng adam pun menolak mentah mentah dan langsung lari keluar cafe mencari
taxi.
Seperti biasa, walaupun lagi
liburan, mamanya sonia selalu saja mengusili sonia dengan membuka gorden
kamarnya saat matahari tebelalai cerah. Sonia tidak memperdulikan dan langsung
menarik selimut biru mudanya dan meraba raba handphone tinat tinutnya, ia tiba
tiba teringat riza, dengan mata masih mengantuk, ia menelfon riza. “hei bangun
tidur beresin kamar, manda, sarapan, bukannya nelfon cowo, dasar cewe abg !” kata
mamanya sambil menutup pintu kamar sonia. “wuu mama sewot wuu” nihil, telfon
tidak di angkat padahal sudah lebih dari 20 kali ia menelfon riza. Ia segera
bangkit dari tempat tidur buru-buru mandi bersiap untk pergi ke rumah riza.
Nihil juga, riza tidak adam yang ia termui hanya mamanya riza, dan mengatakan
bahwa riza sudah pergi dari kemarin sore dan tidak memberi kabar sama sekali.
Soniaberfikir keras kemana ia harus mencari riza, sahabatnya itu, ia tidak tau
harus menghubungi siapa, selaiiin, yap ferdi.
Sonia : PING!!!
PING!!! PING!!!
Ferdi : ya son?
Sonia : tau ga
dimana biasa riza pergi kemana?
Ferdi : mana gue
tau, tapi biasa k biliard zone, kenapa?
Tanpa
memperdulikannya lagi, sonia langsung pergi ke biliard zone yang tak begitu
jauh dari rumah riza. Yap, ternyata riza disana, sonia langsung memukuli pundak
riza dan mendapati wajah riza yang sudah pucat. “he lo kenapa? Kemana sih?”
tanya sonia. “peduli apa sih lo?”riza datar. “kok gitu sih? lo beda banget, lo
make ya? Lo make?! Muka lo gini banget!” tanya sonia dengan nada kencang. “what
ever lah lo bilang, gue benci sama kenyataan, mending lo pergi gausa perduliin
gue, gue ga make, lo tenag aja, suatu saat gue cerita, gue butuh sendiri” riza
masih memakai muka datarnya yang membuat sonia sangat khawatir, namun ia lega
setelah mengetahui riza masih sadar dengan apa yang ia ucapkan, walaupun kesalm
sonia ngerti bahwa riza butuh sendirian, dan sonia tau rasanya di ganggu saat
saat kita butuh sendirian, sonia pun memilih pergi. Sesampai di rumah, ia terduduk
lesu memikirkan sebenarnya ada apa dengan riza, hantinya terasa terbelunggu
ketika melihat sahabatnya seperti itu. tangan bergerak mengambil smartphonenya
lalu membuat private message “kamu kenapa sahabat?” tidak lama kemudian, ferdi
PING !!! PING !!! PING !!!. sonia tertawa “ada perkembangan ini cowo aneh”
gumam sonia dalam hati sambil ngezoom dp ferdian yang keliatan badannya
keliatan atletis, tegap, tinggi, berisi dengan perawakan yang biasa saja, namun
sedikit manis namun membuat sonia begitu penasaran dengannya.
Sonia : “ya fer?”
sonia membalas seperti ferdi membalas apabila ia PING!!! Deluan.
Ferdi : “kenapa
tadi nanyain riza?”
Sonia : “kenapa?
Cemburu?”
Ferdi : “ada ada lo
son haha”
Sonia : “jujur aja
deh, ya kan?”
Ferdi: hhhaha gila
lo ya? Kita baru kenal”
Tiba tiba nomer
asing mengganngu tawa kecil sonia yang dari tadi membaca balasan chat dari
ferdi “halahhantu banget ini ganggu orang lagi asik aja, bagus gue reject”
sonia lebih memilih ngerecj telfon dari nomer yang ga ia kenal itu. terus ferdi
ngePING !!! lagi, “haaa ini cowo sok sok cuek tapi ping juga” gumam sonia dalam
hati.
Sonia : apa ping
ping? Ga malu baru kenal ping ping dih :p
Ferdi : haha bukan,
gue kira pending, ntar lo nya kasian nunggu balasan dari gue
Sonia : mati aja lo
ngomong gitu, btw aktifitas lo apa aja? Kalo boleh tau
Sonia ngerasa ga
enak hati, hatinya bergeming, mungkin saja yang tadi riza, ia langsung nelfon
nomer itu balik. Tuuuut ..... tuuuuut, yap akhirnya di angkat. “riza, dimana lo
bang? Ada apa?” tanpa mendengar terlebih dahulu siapa pemilik nomer itu. “hey,
riza? Who is he? This is me, adam” terdengan bahasa aneh lagi dari
handphonennya. “oalah, gue kirain temen gue, ada apa?” tanya sonia jutek. “hmm
nothing, i just wanna call you, who’s riza? Ur boyfriend?” pertanyaan yang membuatsonia cengengesan.
“ya, me boy, ya me boy friend lah, ngapa?” sonia mencoba mengeluarkan ilmu
inggrisnya. “hahahaahah you english so bad, cuman gitu aja kamu salah
ngucapinnya, begok ya” adam tertawa membuat sonia jengkel, walaupun begitu dia
rumayan suprise karna di telfon cowo cakep yang baru ia temui. “apa dia mau
deketin gua ya hihihi” hati sonia berhayal tinggi. “ya what everlah, dari mana
dapt nomerku?” tanya sonia. “dari malik, uda makan siang? Solat udah kamu?”
tanya adam dengan cara berbicara agak kebule bulean itu. “buset, kok belum apa
apa uda perhatian bener, beda banget sama ferdi gila itu, eh ferdi kasian
banget pasti nunggu balesan gue, ah tapi ga mungkin dia kan cuek banget, biar
aja deh” tak henti hentinya hati sonia berbicara. “hahaha uda, solat? Lagi
dapet gue, eh udah dulu ya gue mau tidur siang” langsung sonia memutuskan
telfonnya. Ia sendiri heran apa yang ia lakukan, padahal ia berniat untuk tidak
memperdulikan ferdian, tapi mengapa ia putuskan telfonnya. Balasan pun tiba dari ferdian,
Ferdian : gue baru
seleksi tes di perkuliahan pilot internationa kemarin, tapi kayaknya di tolak,
ya gue di tolak.
Sonia : ha kok bisa
tau lo di tolak? Keren ya pilot
Ferdian : ya gue
uda yakin, lebih banyak yang keren kemarin, itu emang cita cita gue dari kecil.
Sonia : ih keren
deh lo, gue aja bingung apa cita cita gue ahahahaha
Ferdian : ya lo kan
emang ga jelas orangnya hahahaha
Sonia : kampret, eh
lagi apa?
Sonia mencoba
memulai perteman agar lebih dekat, karna sepertinya ferdian sudah ga begitu
cuek dan jaim kepadanya.
Ferdian : gue lagi
baringan aja nih
Sonia : ooh yaya
hehe
Ferdian : haha
Sonia : cuman bisa
“haha?”
Ferdian : ga juga
haha
Sonia : gila lo
Ferdian : ya
terserah lo aja son
Sonia : lo ga nanya
balik gue lagi apa? ._.
Ferdian : oh jadi
dari tadi ngarep di tanyain ya? Hahahahahhaha
Sonia : ga sih,
yaudah gue tidur
Ferdian : hahaha
lagi apa lo? Jam segini ngapain lo tidur?
Sonia : ya kagak
tau ngapain
Ferdian : pacar lo?
Sonia : tersinggung
gue lo nanya itu
Ferdian : kenapa?
Ga ada yang mau sama cewe aneh kaya lo ya? Hahaha
Sonia : terserah
Ferdian : uda makan
lo?
Sonia : uda, uda ya
gue tidur
Pesannya hanya di
baca namun tidak di balas oleh ferdian, sonia yang tidak sadar, ternyata sudah
ada 2 pesan dari adam. 1. “jangan lupa solat ya” 2. “tidur siang akan membuat
kamu fresh dan segar” sonia tertawa dan heran dengan bahasa adam yang sangat
baku dan kaku itu, “oke thxyou om adam” balas sonia.
Waktu pun berlalu, sonia hampir
setiap hari ngechat bareng ferdian, tak nihil setapak demi setapak ada hal
berbeda dengan feridan yang membuat sonia selalu ingin mendapatkan PING !!!
dari dia dan juga si ule UK, adam tak henti hentinya memberi perhatian kepada
sonia, namun sonia pun tak habis fikir apa yang harus ia lakukan untuk mencari
tau ada apa dengan sahabatnya, riza. “riz, lo dimana?” akhirnya setelah
beberapa kali di telfon,, riza mengangkatnya. “gue di kossan, gue udah ga
tinggal d rumah itu lagi”kata riza. “ha? Jadi lo makan duit dari mana? Kuliah
lo gimana? Aneh aneh lo, ada apa sih sebenernya?” tanya sonia penasaran. “gue
udah kerja di biliard zone, bersih bersih di situ, rumayanlah, gue juga udah
ngajarin anak sd private, lo gausah khawatir ya dek, hmm gue susah ceritanya,
tapi gue mohon lo untuk bantu gue ya” kata riza yang sepertinya ingin
menghentikan pembicaraan. “ya pasti, lo kerumah gue aja deh besok, mamah gue ga
ada, ya ya pleaaase, ceritain ada apa sama lo, ya?” ajak sonia. “oke, besok siang gue ke sana ya”
kata riza lesu. “uda ah, lo kok lesu banget sih? gue gamau abang gue kaya gitu
! gamauu!senyum” pinta sonia. “gue senyum nih, tapi ga keliatan, yaudah besok
ya gue ke rumah lo, bye” tutup riza. Sonia akhirnya sedikit lega dan semakin
lega akhirnya besok ia bisa bertemu dengan riza. Sonia pun melanjutkan chatnya dengan
ferdian dan smsnya bareng adam.
Ferdian : lo lagi
ngapain?
Sonia : lagi bman
sama lo aja fer, lo ngapain?
Ferdian : yakin
sama gue aja? Gue ya bman sama lu juga, suntuk banget
Sonia : ya bman
sama lo aja, smsan ni sama temen gue, kok jdi kepo gitu sih? cieeeee
Ferdian : biasa
aja, kagak usah gitu lo son haha
Sonia : iye iye
deh, jadi kapan lo balik ke jakarta?
Ferdian : ya lusa
mungkin haha, eh buka tv deh siaran 7, ada film seru nih
Sonia langsung
berlari ke runag tengah dan merebut remot tv yang sedang berada di tangan
mamahnya dan mengganti siaran. “haaaaaa apa ini apa iniii haaaa sialaaaaaan !”
mama sonia tertawa terbahak bahak melihat anak gadisnya teriak ketakutan. “mama
ganti ganti, haaa mama ketawa ih jahat banget ih” kata sonia yang lagsung balik ke kamarnya.
“ya siapa suru main rebut rebut remot tv mama, itu kan kualat hahahaha” kata
mama sonia yang masih belum berhenti tertawa.
Sonia : he sialan,
apanya enak, siaran setan gitu
Ferdian : la
kenapa? Seru kali, film horor
Sonia : apanya
seru, benci banget gue film gituan idiiiiih
Ferdian : hahahaha
lo ga suka? Lo takut? Ahahahaha
Sonia : udah kagak
usah ketawa lo, marah gue ? gue bunuh juga lo, haaa serem
Ferdian : kalo
ayang yang benuh abang rela yang Bhahahhakk!
Sonia : kampret lu
Ferdian : ia serius
yang hahahaah
Sonia : gausah yang
yang kalo ga sayang
Ferdian : hahaha ya
deh hahaah, uda ashar nih solat yuk.
Sonia buru buru keluar dari kamar
dan membuka pintu rumah, seperti janji kemarin, riza datang dan ingin
menceritakan ada apa dengannya. Walaupun riza tidak siap menceritakan semua,
namun ia ingin sedikit berbagi karna tak sanggup menyimpannya sendiri.
“akhirnya lo dateng juga, lo ga pernah kan masuk rumah gue, biasa lo cuman gue
kasih izin sampe teras doang hahahaha, duduk deh, mau minum apa bang?” tanya
sonia yang tersenyum senang karna bertemu riza. “terserah lo aja deh dek” kata
riza tersenyum untuk membuat sonia tidak begitu khawatir. Sonia berlari ke
dapur dan mencaricari minuman yang pas untuk riza. Riza melihat kiri kanan
pemangdangan rumah sonia yang sederhana namun terlihat begitu nyaman, jendela
dimana mana dengan cat dingin biru muda dan putih, ia sudah mengerti dengan
warna biru muda itu, karna itu warna kesukaan sonia. Ia berdiri melihat lihat
foto keluarga sonia, ia heran mengapa di setiap foto tidak terlihat papanya
sonia, dan ia baru tersadar selama ini sonia tidak pernah menceritakan papanya,
ia memperhatikan sosok mamahnya sonia semakin dalam dan coba dilihat lagi, ia
merasa ada sesuatu dengan itu. “heeey, apa lo liat liat nyokap gue? Cakep kan
nyokap gue? Kayak gue hahahaah” sonia datang mengejutkan riza yang sedang fokus
memperhatikan foto berbingkai coklat itu. “hahaha ya de de iya serah lo, eh
maaf ni gue nanya ya boleh?” riza duduk dan langsung mengambil coca cola yang
baru saja dibawakan sonia. “yaya tanya aja, apa bang? Tapi abis lo tanya, lo
ceritain masalah lo ya?” kata sonia dengan ekspresi penasaran. “hmm di semua
foto, ga keliatan papa lo, guejuga ga pernah nanyain, papa lo mana?” tanya riza
dengan sangat hati hati. “oh itu, hahaha mama sama papa gue dari kecil uda
pisah, trus papa gue meninggal pas gue umur 3 thn, hmm gue lupa mukanya, ga
pernah liat, hehe udah udah, sekarang crita masalah lo ya” sonia tanya balik
dan seakan tidak menghiraukan pertanyaan dari riza. “hmm bentar gue tanya lagi,
pisah? Nama mama lo siapa? Nama papa lo siapa?” riza bertanya seperti orang
penuh kegelisahan. “oh mama gue, siapayaaa siapa yaaa hahahaha kepo banget sih
hahahaa, mama gue melati burhan, papa gue rusli nabawi, hehe banyak banget
nanya sih lo, udah ceritain masalah lo!” sonia memaksa maksa riza. Wajah riza
seketika pucat, air mata nya mengalir, namun wajah masih terlihat untuk tegar.
“oke gue ceritain” kata riza mencoba memulai. “eh tapi kok nangs sih? masalah
apa sih kok sampe lo gitu?” sonia mengambil tisu dan memberikan pada riza, riza
menolak dan mengusap air mata dengan tangannya. “nyokap gue yang lo kenal itu,
bukan nyokap gue dek” belum sempat ia menceritakan sampai habis, sonia langsung
menyambungnya. “ha? Serius? Kok bisa? Dari mana lo tau bang?” tanya sonia
terburu buru ingin tau. “lo diem dulu, gue cerita semua, dia istri k 2 bokap
gue, gue kan dulu pernah cerita bokap gue uda meninggal, beberapa hari yang
lalu gue dengerin nyokap gue nelfon tante gue, kayanya tante nyuru mama gue
jujur kalo gue bukan anak kandungnya, trus gue cari tau, gue bongkar kamar
nyokap gue, gue cari tau semuanya, pantes slama ini gue ga di kasi liat akte
gue, terus gue liat nama nyokap gue, hmm” lama semakin lama volume suara riza
makin mengecil. Sonia pun seperti mengerti apa selanjutnya yang akan ia
ketahui. “nama nyokap lo? Bokap lo?” tanya sonia pelan. “yang tadi lo sebutin”
riza berucap pelan. Terdengar pintu pagar terbuka, sonia yang masih tidak
percaya dengan cerita yang baru saja di dengarnya melihat ke jendela ruang tamu
“mama, mama pulang” kata sonia. Riza langsung bangun dan mengusap air mata.
Sonia buru buru membuka pintu dan sontak membuat mamanya tersenyum karna jarang
mamanya mendapati sonia membukakan pintu untuknya. “ni mama beli baju, tadi mama
shoping, kebetulan anak mama bukain pintu, nih bawa” sonia hanya menuruti, dan
mengurungkan niat menanyakan hal yang sangat ia ingin ketahui. Mamanya sonia
kaget melihat sosok lelaki berada di
rumahnya dengan kondisi rumah yang sedang kosong. Namun mama sonia melihatnya
dengan tidak biasa, sonia langsung saja bertanya “ma, aku punya abang ma? Mama
kenapa pisah sama papa?” sonia bertanya pelan. “apa kamu tanya, uda ah, ini
siapa?” tanya mamanya sonia. Riza langsung menyalami mamanya sonia “selamat
sore tante melati” riza tersenyum. “ma, aku punya abang ma? Jawab ma” tanya
sonia mulai lelah dengan rasa penasarannya. “riza ilham nabawi, maaf nak selama
ini mama ga cerita” mama sonia terduduk di ruang tamu. “itu ma, temen aku, riza
ilham nabawi” mamanya sonia langsung menatap riza dan menangis penuh rasa
bersalah. Riza datang dan langsung memeluk mamanya sonia yang ternyata adalah
mama kandungnya selama ini. sonia juga ikut memeluk mama dan abang kandung
barunya. Seakan akan semua di rencanakan tuhan, riza yang selama ini selalu ada
untuk sonia, menggantikan sosok papa sebagai teman curhatnya ternyata abang
kandungungnya. “maafin mama ya sayang” mama mencium kedua kepala riza dan
sonia. Namun tiba tiba sonia teringat pada handphonenya. Di saat mengharukan
seperti ini pun dia bisa memikirkna handphonenya. Sonia lalu berlalu melihat
handphonenya. Ternyata ada ferdian. “kenapa nak? Kok sibuk sama handphone?”
tanya mama. “itu ma, ada gebetan baru cuit cuit” kata riza usil dan duduk di
sebelah mamanya. “ah rese lo, eh ambil barang barang lo terus tinggal disini”
kata sonia. Mama dan riza pun bercakap cakap, entah apa yang mereka bicarakan,
yang jelas ibu dan anak itu sekarang sudah di pertemukandengan cara yang begitu
mengharukan. Ternyata ada chat dari ferdian
yang membuat sonia tersenyum
Ferdian : gue lewat
sekolah pilot son
Son, kemana sih lo?
PING !!!
PING !!!
Soniaaa, ayang soniaaaa
Sonia : iya yaa,
selamat yaaa buat ayang ferdi
Ferdian : kemana
aja sih lo? Gue khawatir tau
Sonia : hehe maaf,
ada sesuatu, hehe nanti deh gue cerita, uda makan?
Ferdian : gue ga
sempat makan, gue lagi packing nih, gue mau berankat k asrama bentar lagi, hmm
ga bole bawa handphone kayanya son
Sonia : iya? Hmm
Sonia tersentak,
ada apa lagi hari ini, ia seperti terlalu khawatir dengan kepergian ferdian
yang belum sempat ia temui.
Ferdian : iya, maaf
ya selama ini ada salah sama lo, hehe
Sonia : masih
sempat ya ketawa “haha”
Ferdian : maaf
yang, gue harus pergi gatau sampe kapan
Sonia : gausah yang
yang kalo emang ga sayang, lo kan ga sayang sama gue
Ferdian : trus?
Sonia : serah lo,
udah ah lo pergi aja sana haha
Ferdian : gue
sayang lo
Sonia : trus?
Ferdian : gue cinta
lo
Sonia tertawa kecil
membacanya, bukan karna lucu, tapi seakan akan perasaannya terbalas, padahal ia
tidak tau rasa apa yang sebenarnya terbalas. Sonia seakan sudah naik ke langit
berwarna biru muda kesukaannya ~
Sonia : “trus?”
sonia penasaran apa selanjutnya.
Ferdian : jangan
selingkuh ya, gue mau pergi
Sonia : ga lo tanya
gue sayang apa engga sama lo?
Ferdian : haha lo
pasti ga akan cinta sama gue, kalo mau pacaran sama yang lain juga gapapa kok
Sonia : gue ga akan
selingkuh, gua sayang lo kok
Ferdian : udah ya,
gue pergi, ini walpeper gue muka lo son, gue sayang lo, jaga kepercayaan gue
ya, kita ketemu setelah gue bisa raih dan semua ini untuk lo yang belum
seutuhnya gue kenal. assalamualiakum.
Air mata sonia
keluar, ia tidak mengerti apa yang sedang ia rasakan. Cowo yang ia benci dulu,
yang ia keselin dulu, cowo yang diperkenalkan oleh abangnya. “kenapa dedeku?
Kok nangis?” tanya riza mengusap air mata adiknya. “hmmm ga bg, ah lu belagak
romants, uda ah mau k kamar aja” sonia berlari ke kamarnya. “dia emang gitu za,
emang suka aneh, jangan di open” kata mama sonia yang lagi membuka belanjaannya
tadi.

Riza sudah siap siap untuk melajukan
mobilnya, namun sonia belum saja kelihatan batang hidungnya keluar dari pintu
rumah, mama sudah capek membangunkannya, namun sia sia. Akhirnya riza terpaksa
keluar dari mobil dan menarik adiknya untuk ikut ke puncak. “haaaa ,maleees,
gue sendiri aja di rumah, kan libur bang, please gue mohon baaang” rengek
sonia. “ya allah lo dek, umur lo berapa sih? lo udah kuliah kok masih gini sih?
cepet, mama uda kesel tuh” riza menarik adiknya sonia, berlahan namun pasti
sampai juga dia menarik adiknya dan masuk ke dalam mobil. Sampai juga mereka ke
puncak, namun sonia juga belum terbangun, setegah gila mama melihat anaknya
itu. “de, uda magrib, lo belum makan dari pagi, bangun ntar malem ada acara ni,
nyesel lho lo ga cantik cantik” bujuk riza. “haaa gue emang uda jelek kaya lo
kan?” sewot sonia. Tiba tiba sonia sadar bhwa dia sedang ada di daerah jawa
barat dekat sekolah penerbangan yang pernah di ceritakan oleh ferdian dulu. Ia
langsung mandi, makan, dan solat. Ia langsung membongkar isi tas yang di bawa
mamanya tadi. “ini pasti kejutan buat gue dari ferdian asiiiiik, untung mama
bawa baju bagus” kata sonia. “ih gr banget sih lo de hahahhaa” diam diam
ternyata riza mendengar ngigauan adiknya. “haaa lu bang, rese deh, uda ah gue
mau pake baju aja” kesel sonia.jatuh angan angan sonia untuk bertemu ferdian,
dengan lesu ia mengganti bajunya dengan gaun berwarna biru muda yang sangat
cantik dengan high hills hitam dan rambut panjang yang di uraikan. Walaupun
tidak cantik, namun ia mempuunyai senyum yang sangat manis. “de, uda siap? Yuk kita
pergi” ajak riza yang dari tadi menunggu di depan pintu kamar sonia. “mama aja
pasti belum kelar tuh, kan lama banget dandannya” kata sonia. “he jangan salah
lo, mama uda duduk manis di dalam mobil hahahaah” riza tertawa. Sonia buru buru
dan berlari masuk ke dalam mobil.
“wih rame bener, cakep cakep ya
bang” bisik sonia kepada abangnya. “jangan kampungan ya” bisik riza. Mama sonia langsung bergabung
dengan ibu ibu lainnya, sonia sebenarnya masih tidak mengerti acara apa yang ia
hadiri ini, namun ia nikmati saja. Riza pun bergabung dengan beberapa temannya,
sonia mencari bangku untuk ia duduki, namun ia takut karna tak ada satu orang
yang di kenalnya. “buset ah, ga brani gue, ga kenal semua nih” kata sonia.
“sini duduk bareng aku” tiba tiba ada cowo dengan perawakan tegap tinggi yang
tak asing bagi sonia. Sonia hanya diam saaat tangannya di tarik dan tidak
berkedip menatap sosok itu. “eh eh lo! Gue tau lo !” kata sonia. Sonia langsung
memeluk cowo itu tanpa meyakinkan lagi namanya. “eh apa apa an nih meluk meluk,
kita kenal ya? Siapa lo?” tanya cowo itu. “haaa jangan gitu dong” sonia
melepaskan pelukannya, wajah sonia yang sudah hancur karna make upnya luntur
pun tak kuasa menahan malu. “hahahaha yaudah peluk lagi son” kata cowo tersebut
yang ternyata ferdian. Malam itu adalah malam pelepasan lulusan pilot pilot
dari sekolah penerbangan international. Sonia sangat senang dengan kejutan yang
dari awal sudah di duganya. Tiba tiba terdengar suara dari panggung tempat
beberapa penyanyi yang tadi menghibur para tamu “ferdi, lo ungkapin yang mau lo
ungkapin !” kata riza yang teriak dari panggung. Sonia malu malu dan mengusap
wajahnya yang sudah luntur. “udah jangan di usap, makin jelek ntar yang haha”
kata ferdian. “cuman bisa haha ya?” kata sonia kesel. Mama sonia hanya melihat
dari kejauhan anaknya yang sudah besar dan sudah bisa mencintai seorang lelaki.
“emosi aja lo son, ehem, jadi istri aku ya” sonia nyaris pingsan tidak percaya
dengan ucapan yang keluar dari mulut ferdi. “terimaaa, terimaaa, terimaaa”
sorak sorai terdengar dari panggung karna riza menguasai panggungnya. Dan semua
orang pun mengucapkan kata itu. “ya aku terima” sonia malu malu dan memeluk
ferdi. “Ini akhir penantian panjangku,
terimakasih tuhan” kata sonia sambil memeluk erat ferdian di tengah keramaian
malam. Selesai ~
Komentar